MAKALAH PENERAPAN SIFAT KOLIGATIF pada pembuatan es krim



LAPORAN KIMIa
PERCOBAAN
PEMBUATAN ES KRIM

D
I
S
U
S
U
N

O
L
E
H

KELOMPOK 1

ANGGOTA :
DHEA MADANTI.N
FADZILLAH UTAMI
 HANA ALIYAH.A
NANDA VICHELIA.J
NELIA SARI
RIA IRAWATI

SMA NEGERI 3 PANGKALPINANG
TAHUN AJARAN 2015/2016





KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

            Maha Suci Allah yang senantiasa memberikan kasih sayang-Nya yang tiada batas pada seluruh makhluk-Nya. Ucapan alhamdulillah kepada Rasulullah SAW. yang telah membawa kita semua dari zaman jahiliyyah menuju zaman Ad-diinul Islam.
            Ucapan syukur alhamdulillah kepada Allah SWT. yang telah memberikan anugerah kepada kita, salah satunya yaitu kecerdasan, baik intelektual, emosional, spiritual, dsb., sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata peajaran kimia untuk membuat makalah dengan judul Penerapan Sifat Koligatif Pada Pembuatan Es Krim.
            Ucapan terimakasih kami sampaikan pada guru pembimbing yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Terimakasih juga pada teman- teman yang sudah kompak dalam mengerjakan tugas. Semoga kerjasama semua pihak dalam pengerjaan tugas ini mendapatkan ridho Allah SWT.
            Semoga makalah ini bermanfaat salah satunya menjadi referensi bahan belajar khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca sekaligus menjadi amal shalih bagi siapapun yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
            Demikianlah pengantar dari kami. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan oleh karena itu kami harapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari pembaca semuanya.
            Mohon maaf apabila terdapat kekurangan. Karena kebaikan datangnya dari Allah dan keburukan datangnya dari nafsu. Terimakasih.

Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

                                                                                        Pangkalpinang, 03 September 2015












BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Es krim merupakan makanan yang sangat digemari di seluruh dunia, biasanya es krim terbuat dari susu sapi, tetapi bisa juga  dapat dibuat dari santan atau margarin. Menurut Standar Nasional Indonesia, es krim adalah sejenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula, dan dengan atau tanpa bahan makanan lain yang diizinkan. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan es krim adalah lemak susu, padatan susu tanpa lemak, gula pasir, bahan penstabil, pengemulsi, dan pencipta rasa. Es krim marupakan makanan yang bergizi tinggi. Selain air dan lemak, molekul-molekul yang  mencakup protein, karbohidrat, mineral, enzim-enzim, gas, serta vitamin A. C dan D  juga terkandug di dalamnya.
Struktur dan Kandungan Es Krim
Es krim tidak lain berupa busa (gas yang terdispersi dalam cairan) yang diawetkan dengan pendinginan. Walaupun es krim tampak sebagai wujud yang padu, bila dilihat dengan mikroskop akan tampak ada empat komponen penyusun, yaitu padatan globula lemak susu, udara (yang ukurannya tidak lebih besar dari 0,1 mm), kristal-kristal kecil es, dan air yang melarutkan gula, garam, dan protein susu.
Berbagai standar produk makanan di dunia membolehkan penggelembungan campuran es krim dengan udara sampai volumenya menjadi dua kalinya (disebut dengan maksimum 100 persen overrun). Es krim dengan kandungan udara lebih banyak akan terasa lebih cair dan lebih hangat sehingga tidak enak dimakan.
Bila kandungan lemak susu terlalu rendah, akan membuat es lebih besar dan teksturnya lebih kasar serta terasa lebih dingin. Emulsifier dan stabilisator dapat menutupi sifat-sifat buruk yang diakibatkan kurangnya lemak susu dan dapat memberi rasa lengket.
Dahulu es krim dianggap sebagai makanan yang mewah dan hanya dihidangkan pada acara - acara yang spesial. Namun saat ini es krim telah beredar di kalangan masyarakat luas baik dari kalangan menengah keatas hingga kalangan menengah ke bawah.Semua bisa menikmati es krim. Dulu orang-orang beranggapan bahwa membuat es krim adalah hal yang sangat merepotkan. Untuk membuat es krim, Es didapatkan dari danau atau kolam yang membeku saat musim dingin, kemudian dipotong dan disimpan dalam tumpukan jerami, lubang di dalam tanah, atau tempat penyimpanan es yang terbuat dari kayu dan diberi jerami. Es disimpan untuk kemudian dipakai saat musim panas. Saat musim panas, es krim kemudian dibuat secara tradisional dengan mengolah adonan didalam mangkuk besar yang ditaruh dalam sebuah tube yang diisi dengan campuran es yang telah dihancurkan dan garam, yang membuat adonan es krim itu membeku. Namun, seiring perkembangan tegnologi saat ini, membuat es krim adalah hal yang sangat mudah.
Sebagian besar masyarakat di dunia menyukai es krim. Namun tak sedikit pula yang beranggapan bahwa es krim adalah makanan penyebab flu dan batuk. Hal tersebut sama sekali tidak benar karena ketika masuk ke mulut, es krim dengan segera akan mencair. Mencairnya es krim dengan cepat dipacu oleh suhu tubuh individu yang mengonsumsinya. Dengan demikian, saat es krim masuk ke kerongkongan, suhunya sudah tidak sedingin air es. Meskipun demikian, es krim sebaiknya dihindari oleh penderita radang tenggorokan, amandel, atau asma. Ketiga penyakit tersebut dapat kambuh apabila terinduksi suhu dingin. 
Tidak hanya sebagai makanan yang enak namun, es krim juga memiliki beberapa manfaat bagi orang yang mengkonsumsinya. Namun, manfaat itu dapat dirasakan dengan catatan “Mengkonsumsi es krim berdasarkan porsi yang sesuai” manfaatnya antara lain :
a). Merangsang sistem kekebalan tubuh,
b). Memiliki gizi yang sangat tinggi,
c). Menjaga kesehatan jantung,
d). Menurunkan resiko terkena kanker payudara.
                                                                                     
B.   TUJUAN PERCOBAAN
Mengetahui penurunan titik beku larutan dengan membuat es krim.
§  Pembaca dapat menyelidiki penurunan titik beku larutan.
§  Pembaca dapat menyelidiki faktor-faktor yang memengaruhi pembuatan es krim.
§  Pembaca dapat memanfaatkan hasil percobaan ini untuk penelitian yang akan datang.


C.     RUMUSAN MASALAH
Atas dasar penentuan latar belakang diatas, maka kami dapat mengambil perumusan masalah sebagai berikut:
“bagaimana pengaruh NaCl terhadap penurunan titik beku larutan dalam pembuatan es krim? “


D.    MANFAAT PERCOBAAN
Manfaat penulisan laporan ini adalah
1)      Memberikan informasi tentang faktor yang mempengaruhi penurunan titik beku dalam pembuatan es krim.
2)      Memberikan informasi tentang pembuatan es krim sederhana.
3)      Memberikan informasi tentang pengaruh penambahan garam dalam es batu.







BAB II
KAJIAN TEORI

A.      DASAR TEORI

1.    Sifat Koligatif Larutan
Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat. Adanya interaksi antara zat terlarut dan pelarut dapat berakibat terjadinya perubahan sifat fisis dari komponen-komponen penyusun larutan tersebut. Salah satu sifat yang diakibatkan oleh adanya interaksi antara zat terlarut dengan pelarut adalah sifat koligatif larutan. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarut di dalam larutan, dan tidak dipengaruhi oleh sifat dari zat terlarut.
Hukum Ralout merupakan dasar bagi empat sifat larutan encer yang disebut sifat koligatif (dari bahasa lain colligare, yang berarti “megumpul bersama”) sebab sifat-sifat itu tergantung pada efek kolektif jumlah partikel terlarut, bukannya pada sifat partikel yang terlibat. Keempat sifat itu ialah:
1.      Penurunan tekanan uap larutan relatif terhadap tekanan uap pelarut murni.
2.      Peningkatan titik didih.
3.      Penurunan titik beku.
4.      Gejala tekanan osmotik.
2. Penurunan Titik Beku Larutan
Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan, sehingga jarak antar partikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya tarik menarik antarmolekul yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat terlarut akan mengakibatkan proses pergerakan molekul-molekul pelarut terhalang, akibatnya untuk dapat lebih mendekatkan jarak antarmolekul diperlukan suhu yang lebih rendah. Jadi titik beku larutan akan lebih rendah daripada titik beku pelarut murninya. Perbedaan titik beku akibat adanya partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan titik beku (∆Tf). Penurunan titik beku larutan sebanding dengan hasil kali molalitas larutan dengan tetapan penurunan titik beku pelarut (Kf), dinyatakan dengan persamaan:
   ∆Tf = Kf m atau ∆Tf = Kf (n x 1000/p)
   Dimana:
     ∆Tf = penurunan titik beku
Kf   = tetapan penurunan titik beku molal
     n    =  jumlah mol zat pelarut
     p    = massa zat pelarut
Titik beku larutan merupakan titik beku pelarut murni dikurangi dengan penurunan titik bekunya atau Tf = Tf o - ∆Tf.
3. Penyebab dan Definisi Penurunan Titik Beku Larutan
Apakah yang dimaksud dengan penurunan titik beku? Air murni membeku pada suhu 0o C, dengan adanya zat terlarut misalnya saja ditambahkan gula kedalam air tersebut maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0o C, melainkan akan turun dibawah 0o C, inilah yang dimaksud sebagai “penurunan titik beku”.
Jadi larutan akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya. Sebagai contoh larutan garam dalam air akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya yaitu air, atau larutan fenol dalam alkohol akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya yaitu alkohol. Mengapa hal ini terjadi? Apakah zat terlarut menahan pelarut agar tidak membeku? Penjelasan mengapa hal ini terjadi lebih mudah apabila dijelaskan dari sudut pandang termodinamik sebagai berikut.
Contoh, air murni pada suhu 0o C. pada suhu ini air berada pada kesetimbangan antara fasa cair dan fasa padat. Artinya kecepatan air berubah wujud dari cair ke padat atau sebaliknya adalah sama, sehingga bisa dikatakan fasa air dan fasa padat. Pada kondisi ini memiliki potensial kimia yang sama, atau dengan kata lain tingkat energi kedua fasa adalah sama.
Besarnya potensial kimia dipengaruhi oleh temperatur, jadi pada suhu tertentu potensial kimia fasa padat atau fasa cair akan lebih rendah daripada yang lain, fasa yang memiliki potensial kimia yang lebih rendah  secara energi lebih disukai, misalnya pada suhu 2o C fasa cair memiliki potensial kimi yang lebih rendah dibanding fasa padat sehingga pada suhu ini maka air cenderung berada pada fasa cair, sebaliknya pada suhu -1o C fasa padat memiliki potensial kimia yang lebih rendah sehigga pada suhu ini air cenderung berada pada fasa padat.Apabila ke dalam air murni kita larutkan garam dan kemudian suhunya kita turunkan sedikit demi sedikit, maka dengan berjalannya waktu pendinginan maka perlahan-lahan sebagian larutan akan berubah menjadi fasa padat hingga pada suhu tertentu akan berubah menjadi fasa padat secara keseluruhan. Pada umumnya zat terlarut lebih suka berada pada fasa cair dibandingkan dengan fasa padat, akibatnya pada proses pendinginan berlangsung, larutan akan mempertahankan fasanya dalam keadaan cair, sebab secara energi larutan lebih suka berada pada fasa cair dibandingkan dengan fasa padat. Hal ini menyebabkan potensial kimia pelarut dalam fasa cair akan lebih rendah (turun) sedangkan potensial kimia pelarut dalam fasa padat tidak terpengaruh. Maka akan lebih banyak energi yang diperlukan untuk mengubah larutan menjadi fasa padat karena titik bekunya menjadi lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya. Inilah sebab mengapa adanya zat terlarut akan menurunkan titik beku larutannya. Rumus untuk mencari penurunan titik beku larutan adalah sebagai berikut:
Tf = Kf . m . i
Keterangan:
Tf   = penuruna titik beku                                
∆ m = molalilatis larutan
Kf    = tetapan konstanta titik beku larutan
Jangan lupa untuk menambahkan faktor Van Hoff pada rumus di atas apabila larutan yang ditanyakan adalah larutan elektrolit.
4. Penerapan Penurunan Titik Beku Larutan Dalam Pembuatan Es Krim
Adonan es krim ditempatkan dalan bejana yang terendam es batu dan air yang telah diberi garam dapur sambil diputar-putar untuk memperoleh suhu yang lebih rendah dari 0o C. Proses tersebut mengakibatkan adonan es krim membeku dengan titik beku es beberapa derajat dibawah titik beku air murni. Hal ini terjadi karena proses perpindahan kalor dari adonan es krim ke dalam campuran es batu, air dan garam dapur.
Temperatur normal campuran es dan air adalah 0o C. akan tetapi itu tidak cukup dingin untuk membekukan es krim. Temperatur yang diperlukan untuk membekukan es krim adalah -3o C atau lebih rendah. Untuk mencapai suhu tersebut perlu ditambahkan garam dalam proses pembekuan es krim. Sebenarnya banyak bahan kimia lain yang dapat digunakan tetapi garam relatif murah. Garam berfungsi menurunkan titik beku larutan. Ketika es diampur dengan garam, es mencair dan terlarut membentuk air garam serta menurunkan temperaturnya. Proses ini memerlukan panas dari luar. Campuran itu mendapatkan panas dari adonan es krim maka hasilnya adalah es krim padat dan lezat seperti yang diinginkan.
Es krim merupakan makanan dengan gizi tinggi. Hidangan yang sudah tersaji sejak zaman Romawi atau 400 SM itu ternyata mampu menyembuhkan influenza, serta mengandung zat anti tumor. Pada tahun 1851 es krim dapar dikatakan sebagai jenis hidangan paling populer di dunia. Pada tahun 2003, produksi es krim dunia mencapai lebih dari satu miliar liter dan dikonsumsi oleh miliaran konsumen per tahun. Es krim adalah anggota kelompok hidangan beku yang memiliki tekstur semi padat. Banyak fakta menyebutkan bahwa es krim merupakan salah satu makanan bernilai gizi tinggi. Nilai gizi es krim sangat tergantung pada nilai gizi bahan bakunya. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan es krim adalah lemak susu, padatan susu tanpa lemak (skim), gula pasir, bahan penstabil, pengemulsi, dan pencita rasa. Proses pembuatan es krim terdiri dari pencampuran bahan, tes teurisasi, homogenasi, aging didalam refrigerator, pembekuan sekaligus pengadukan didalam votator, dan terakhir adalah pengerasan (hardening) didalam freezer. Dibalik kelembutan dan rasa manisnya, es krim terbukti memiliki beberapa fakta gizi yang tak terduga. Keunggulan es krim didukung oleh bahan baku utamanya, yaitu susu tanpa lemak dan lemak susu. Susu disebut sebagai makanan yang hampir sempurna karena kandungan zat gizi yang lengkap. Para penelliti menemukan lebih dari 100.000  jenis molekul yang terkandung di dalam susu, selain air dan lemak, molekul-molekul tersebut mencakup protein, karbohidrat, mineral, enzim-enzim, gas serta vitamin A, C dan D. terdapat beberpa peneliti yang menyatakan bahwa susu termasuk dalam golongan pangan fungsional. Sebagian besar komponen dalam susu telah diketahui fungsinya secara biologis bagi tubuh. Komponen yang telah diketahui fungsinya adalah protein terutama bagian whey, termasuk didalamnya alfalaktalbumin, betakloglobulin, imunoglobulin, laktoferin, dan glikomakropeptida. Alfalaktalbumin berperan serta dalam metabolisme karbohidrat. Enzim ini memiliki kemampuan berinteraksi dengan enzim galaktotransferase. Fungsi enzim tersebut mentransportasikan galaktosa ke pool glukosa. Beberapa penelitian membuktikan alfalaktalbumin sebagai zat anti tumor.







BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

A.      WAKTU DAN TEMPAT PERCOBAAN

- Waktu   : Pukul 12.00- 12.35 WIB
-  Tempat : Kelas XII MIPA 1 SMA NEGERI 3 PANGKALPINANG

B.      ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN
A.      ALAT
 
                        Kaleng susu dan plastik                    sendok dan baskom

B.      BAHAN
   
Es batu                                      bubuk es krim                           garam

Air  putih

C.      CARA KERJA
1.      Siapkan es batu secukupnya.
2.      Larutkan bubuk es krim dengan air secukupnya didalam plastik.
3.      Kocok hingga tercampur merata dengan air.
4.      Tambahkan susu kental manis sampai secukupnya.
5.      Kocok lagi hingga susunya tercampur rata.
6.      Setelah itu, ikat plastik yang telah terisi campuran bahan es krim dengan kuat.
7.      Masukkan es batu kedalam kaleng susu sedikit demi sedikit lalu masukkan plastik yang terisi bahan campuran es krim ke dalam kaleng lalu ditutupi lagi dengan es batu.
8.      Taburi garam kedalam kaleng es batu secukupnya.
9.      Kemudian, tutup kaleng tersebut dengan rapat.
10.  Lalu, kocok dan goyangkan kaleng tersebut sampai bahan campuran es krim membeku.
11.  Jika sudah membeku, keluarkan es krim tersebut dari dalam kaleng.
12.  Setelah itu, buka plastiknya letakkan dalam gelas dan es krim siap disajikan.


  


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada percobaan pembuatan kali ini didasarkan atas teori sifat koligatif larutan “larutan yang hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarut bukan dipengaruhi oleh jenis zat terlarut.” Percobaan pembekuan es krim dengan dengan garam yang dicampur dengan es batu membuktikan bahwa reaksi yang terjadi antara garam dengan es batu tersebut menyebabkan penurunan titik beku, es batu yang diberi garam lama kelamaan akan meleleh, lelehan tersebut akan tercampur dengan partikel garam sehingga terbentuklah larutan garam. Semakin banyak garam ditambahkan semakin banyak pula lelehan es batu yang tercampur. Dengan demikian reaksi ini termasuk reaksi eksoterm yaitu reaksi pelepasan panas atau energi. Hal ini terjadi karena titik beku larutan garam lebih rendah dari titik beku pelarut murni. Penyebabnya, agar larutan garam membeku garam melepaskan panas yang akhirnya panas itu diterima oleh es batu dan menyebabkan sebagian es mencair. Sementara itu, airpun mencoba membuang panas yang diterimanya. Akhirnya karena garam yang banyak tersebar dalam larutan garam membuat suhu larutan menjadi lebih rendah daripada suhu es murni.
Hubungan massa garam dengan besarnya penurunan titik beku larutan secara matematis dapat di jelaskan dengan rumus: /\Tf=kf.m dengan /\Tf merupakan penurunan titik beku. Kf merupakan tetapan penurunan titik beku molal. Dan m adalah molalitas larutan. Sementara molalitas=massa zat terlarut/massa relatif zat x 1000/massa pelarut sehingga besar /\Tf bergantung pada m zat terlarut. Dengan kata lai, adonan es krim tadi dikelilingi oeh larutan garam yang suhunya lebih rendah daripada pelarut murni sehingga menyebabkan adonan es krim membeku. Akan tetapi apabila adonan es krim tadi dibiarkan saja mendingin, maka hasilnya tidak akan enak karena es krim berbentuk kristal-kristal es yang kasar. Maka dari itu, pengocokan adalah kunci membuat es krim yang baik. Hali ini berguna untuk menghasilkan tekstur es krim yang lebih lembut karena pengocokan ini bertujuan mengecilkan kristal es sehingga es krim menjadi lembut.






    IX.            Pertanyaan
1.       Apa fungsi garam dalam es batu?
Pencampuran garam dalam es batu menyebabkan sebagian es batu mencair. Lelehan es batu dan garam membentuk air garam. Reaksi antara garam dan es batu ini menyebabkan penurunan suhu.

2. Mengapa menggunakan garam? Apa hubungannya dengan sifat koligatif larutan?
Gabriel Daniel Fahrenheit, pencipta skala temperatur fahrenheit, menemukan bahwa garam yang dicampurkan ke es memungkinkan titik beku lebih rendah daripada ketika es hanya terdiri atas air. Dengan demikian garam menyebabkan es batu meleleh. Sebenarnya banyak zat lain yang juga dapat menyebabkan penurunan suhu selain garam, tetapi dikarenakan garam lebih murah maka lebih banyak digunakan.  Garam berfungsi menjaga suhu es agar tetap rendah dan tidak mudah cair. Sifat molekul garam yang unik ini dikarenakan unsur Natrium dan klorida pembentuk garam memiliki sifat berlawanan. Gaya tarik yang salik menolak antar molekul garam membuat garam berfungsi sebagai bahan penahan.
Hubungannya dengan sifat  koligatif larutan adalah karena reaksi antara garam dan es batu menyebabkan penurunan titik beku yang merupakan salah satu dari sifat koligatif larutan. Penurunan titik beku semakin besar ketika jumlah garam ditambah, sehinga suhu semakin rendah. Sama dengan konsep sifat koligatif larutan, yang hanya dipengaruhi jumlah partikel zat terlarut bukan jenis pelarutnya.









BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1.  Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarut didalam larutan, dan tidak dipengaruhi oleh sifat dari zat terlarut.
2.   Perbedaan titik beku akibat adanya partikel-partikel zar terlarut disebut penurunan titik beku (∆Tf) . penuruna titik beku larutan sebanding dengan hasil kali molalitas larutan dengan tetapan penutrunan titik beku pelarut (Kf), dinyatakan dengan persamaan:
     Tf = Kf m atau ∆Tf = Kf (n x 1000/p)         
3.  Temperatur normal campuran es dan air adalah 0oC akan tetapi tidak cukup dingin untuk membekukan es krim. Temperatur yang diperlukan untuk membekuka es krim adalah -3 oC atau lebih rendah. Untuk mencapai suhu tersebut perlu ditambahkan garam dalam proses pembuatan es krim. Garam berfungsi menurunkan titik beku larutan. Ketika es dicampur engan garam, es mencair dan terlarut membentuk air garam serta menurunkan temperaturnya. Proses ini memerlukan panas dari luar. Campuran itu mendapatkan panas dari adonan es krim maka hasilnya adalah es krim padat dan lezat seperti yang diinginkan.
4.  semakin banyak garam yang ditambahkan kedalam es batu maka proses pembekuan es krim itu pun akan semakin cepat.
5. es krim yang telah kami buat mengandung nilai jual yang terjangkau karena pembuatannya yang sangat sederhana dan rasanya pun enak. Jika diberi harga satu buah es yang kami buat kira – kira dua ribu rupiah per plastik dan lima ribu rupiah per cup.


B.SARAN
1. Dalam mengikat plastik es krim diharuskan dengan ikatan yang kuat agar es batu yang tercampur garam tidak masuk kedalam plastik es krim.
2. Mengocoknya dengan hati- hati agar tidak tumpah.
3. Menyiapkan es batu yang banyak agar tidak kekurangan saat es batu mencair.




DAFTAR PUSTAKA



Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH BIOLOGI TENTANG UJI MAKANAN