MAKALAH PENERAPAN SIFAT KOLIGATIF pada pembuatan es krim
LAPORAN KIMIa
PERCOBAAN
PEMBUATAN ES KRIM
D
I
S
U
S
U
N
O
L
E
H
KELOMPOK 1
ANGGOTA :
DHEA MADANTI.N
FADZILLAH UTAMI
HANA ALIYAH.A
NANDA VICHELIA.J
NELIA SARI
RIA IRAWATI
SMA NEGERI 3
PANGKALPINANG
TAHUN AJARAN
2015/2016
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum warahmatullaahi
wabarakaatuh.
Maha Suci Allah yang senantiasa memberikan kasih sayang-Nya yang tiada batas
pada seluruh makhluk-Nya. Ucapan alhamdulillah kepada Rasulullah SAW. yang
telah membawa kita semua dari zaman jahiliyyah menuju zaman Ad-diinul Islam.
Ucapan syukur alhamdulillah kepada Allah SWT. yang telah memberikan anugerah
kepada kita, salah satunya yaitu kecerdasan, baik intelektual, emosional,
spiritual, dsb., sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata peajaran kimia
untuk membuat makalah dengan judul Penerapan Sifat Koligatif Pada Pembuatan
Es Krim.
Ucapan terimakasih kami sampaikan pada guru pembimbing yang telah membimbing
kami dalam menyelesaikan tugas ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
Terimakasih juga pada teman- teman yang sudah kompak dalam mengerjakan tugas.
Semoga kerjasama semua pihak dalam pengerjaan tugas ini mendapatkan ridho Allah
SWT.
Semoga makalah ini bermanfaat salah satunya menjadi referensi bahan belajar
khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca sekaligus menjadi amal shalih bagi
siapapun yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Demikianlah pengantar dari kami. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih
banyak kekurangan oleh karena itu kami harapkan kritik dan saran yang bersifat
konstruktif dari pembaca semuanya.
Mohon maaf apabila terdapat kekurangan. Karena kebaikan datangnya dari Allah
dan keburukan datangnya dari nafsu. Terimakasih.
Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi
wabarakaatuh.
Pangkalpinang, 03 September 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Es krim merupakan makanan yang
sangat digemari di seluruh dunia, biasanya es krim terbuat dari susu sapi,
tetapi bisa juga dapat dibuat dari santan atau margarin. Menurut Standar
Nasional Indonesia, es krim adalah sejenis makanan semi padat yang dibuat
dengan cara pembekuan tepung es krim atau campuran susu, lemak hewani maupun
nabati, gula, dan dengan atau tanpa bahan makanan lain yang diizinkan. Bahan-bahan
yang digunakan dalam pembuatan es krim adalah lemak susu, padatan susu tanpa
lemak, gula pasir, bahan penstabil, pengemulsi, dan pencipta rasa. Es krim
marupakan makanan yang bergizi tinggi. Selain air dan lemak, molekul-molekul
yang mencakup protein, karbohidrat, mineral, enzim-enzim, gas, serta
vitamin A. C dan D juga terkandug di dalamnya.
Struktur dan Kandungan Es Krim
Es krim tidak lain berupa busa (gas
yang terdispersi dalam cairan) yang diawetkan dengan pendinginan. Walaupun es
krim tampak sebagai wujud yang padu, bila dilihat dengan mikroskop akan tampak
ada empat komponen penyusun, yaitu padatan globula lemak susu, udara (yang
ukurannya tidak lebih besar dari 0,1 mm), kristal-kristal kecil es, dan air
yang melarutkan gula, garam, dan protein susu.
Berbagai standar produk makanan di
dunia membolehkan penggelembungan campuran es krim dengan udara sampai
volumenya menjadi dua kalinya (disebut dengan maksimum 100 persen overrun). Es
krim dengan kandungan udara lebih banyak akan terasa lebih cair dan lebih
hangat sehingga tidak enak dimakan.
Bila kandungan lemak susu terlalu
rendah, akan membuat es lebih besar dan teksturnya lebih kasar serta terasa
lebih dingin. Emulsifier dan stabilisator dapat menutupi sifat-sifat buruk yang
diakibatkan kurangnya lemak susu dan dapat memberi rasa lengket.
Dahulu es krim dianggap
sebagai makanan yang mewah dan hanya dihidangkan pada acara - acara yang
spesial. Namun saat ini es krim telah beredar di kalangan masyarakat luas baik
dari kalangan menengah keatas hingga kalangan menengah ke bawah.Semua bisa menikmati
es krim. Dulu orang-orang beranggapan bahwa membuat es krim adalah hal
yang sangat merepotkan. Untuk membuat es krim, Es didapatkan dari danau atau
kolam yang membeku saat musim dingin, kemudian dipotong dan disimpan dalam
tumpukan jerami, lubang di dalam tanah, atau tempat penyimpanan es yang terbuat
dari kayu dan diberi jerami. Es disimpan untuk kemudian dipakai saat musim
panas. Saat musim panas, es krim kemudian dibuat secara tradisional dengan
mengolah adonan didalam mangkuk besar yang ditaruh dalam sebuah tube yang diisi
dengan campuran es yang telah dihancurkan dan garam, yang membuat adonan es
krim itu membeku. Namun, seiring perkembangan tegnologi saat ini, membuat es
krim adalah hal yang sangat mudah.
Sebagian besar masyarakat di dunia menyukai es krim. Namun tak sedikit pula
yang beranggapan bahwa es krim adalah makanan penyebab flu dan batuk. Hal
tersebut sama sekali tidak benar karena ketika masuk ke mulut, es krim dengan
segera akan mencair. Mencairnya es krim dengan cepat dipacu oleh suhu tubuh
individu yang mengonsumsinya. Dengan demikian, saat es krim masuk ke
kerongkongan, suhunya sudah tidak sedingin air es. Meskipun demikian, es krim
sebaiknya dihindari oleh penderita radang tenggorokan, amandel, atau asma.
Ketiga penyakit tersebut dapat kambuh apabila terinduksi suhu dingin.
Tidak hanya sebagai makanan yang enak namun, es
krim juga memiliki beberapa manfaat bagi orang yang mengkonsumsinya. Namun,
manfaat itu dapat dirasakan dengan catatan “Mengkonsumsi es krim
berdasarkan porsi yang sesuai” manfaatnya antara lain :
a). Merangsang sistem kekebalan tubuh,
b). Memiliki gizi yang sangat tinggi,
c). Menjaga kesehatan jantung,
d). Menurunkan resiko terkena kanker payudara.
B.
TUJUAN PERCOBAAN
Mengetahui
penurunan titik beku larutan dengan membuat es krim.
§ Pembaca
dapat menyelidiki penurunan titik beku larutan.
§ Pembaca
dapat menyelidiki faktor-faktor yang memengaruhi pembuatan es krim.
§ Pembaca
dapat memanfaatkan hasil percobaan ini untuk penelitian yang akan datang.
C.
RUMUSAN
MASALAH
Atas dasar
penentuan latar belakang diatas, maka kami dapat mengambil perumusan masalah
sebagai berikut:
“bagaimana
pengaruh NaCl terhadap penurunan titik beku larutan dalam pembuatan es krim? “
D.
MANFAAT
PERCOBAAN
Manfaat penulisan laporan ini adalah
1) Memberikan informasi tentang faktor yang mempengaruhi penurunan titik beku
dalam pembuatan es krim.
2)
Memberikan informasi tentang pembuatan es krim sederhana.
3)
Memberikan informasi tentang pengaruh penambahan garam dalam es batu.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. DASAR TEORI
1. Sifat
Koligatif Larutan
Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat. Adanya
interaksi antara zat terlarut dan pelarut dapat berakibat terjadinya perubahan
sifat fisis dari komponen-komponen penyusun larutan tersebut. Salah satu sifat
yang diakibatkan oleh adanya interaksi antara zat terlarut dengan pelarut
adalah sifat koligatif larutan. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan
yang hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarut di dalam larutan, dan
tidak dipengaruhi oleh sifat dari zat terlarut.
Hukum Ralout merupakan dasar bagi empat sifat larutan encer yang disebut
sifat koligatif (dari bahasa lain colligare, yang berarti “megumpul
bersama”) sebab sifat-sifat itu tergantung pada efek kolektif jumlah partikel
terlarut, bukannya pada sifat partikel yang terlibat. Keempat sifat itu ialah:
1. Penurunan tekanan uap
larutan relatif terhadap tekanan uap pelarut murni.
2. Peningkatan titik
didih.
3. Penurunan titik beku.
4. Gejala tekanan osmotik.
2. Penurunan Titik Beku Larutan
Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan, sehingga
jarak antar partikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya
tarik menarik antarmolekul yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat
terlarut akan mengakibatkan proses pergerakan molekul-molekul pelarut
terhalang, akibatnya untuk dapat lebih mendekatkan jarak antarmolekul
diperlukan suhu yang lebih rendah. Jadi titik beku larutan akan lebih rendah
daripada titik beku pelarut murninya. Perbedaan titik beku akibat adanya
partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan titik beku (∆Tf).
Penurunan titik beku larutan sebanding dengan hasil kali molalitas larutan
dengan tetapan penurunan titik beku pelarut (Kf), dinyatakan dengan
persamaan:
∆Tf = Kf m atau ∆Tf = Kf
(n x 1000/p)
Dimana:
∆Tf = penurunan titik beku
Kf =
tetapan penurunan titik beku molal
n = jumlah mol zat pelarut
p = massa zat pelarut
Titik beku larutan merupakan titik beku
pelarut murni dikurangi dengan penurunan titik bekunya atau Tf =
Tf o - ∆Tf.
3. Penyebab dan Definisi Penurunan Titik Beku Larutan
Apakah yang dimaksud
dengan penurunan titik beku? Air murni membeku pada suhu 0o C, dengan
adanya zat terlarut misalnya saja ditambahkan gula kedalam air tersebut maka
titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0o C, melainkan akan
turun dibawah 0o C, inilah yang dimaksud sebagai “penurunan titik
beku”.
Jadi larutan akan
memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya.
Sebagai contoh larutan garam dalam air akan memiliki titik beku yang lebih
rendah dibandingkan dengan pelarut murninya yaitu air, atau larutan fenol dalam
alkohol akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut
murninya yaitu alkohol. Mengapa hal ini terjadi?
Apakah zat terlarut menahan pelarut agar tidak membeku? Penjelasan mengapa hal
ini terjadi lebih mudah apabila dijelaskan dari sudut pandang termodinamik
sebagai berikut.
Contoh, air murni pada suhu 0o C.
pada suhu ini air berada pada kesetimbangan antara fasa cair dan fasa padat.
Artinya kecepatan air berubah wujud dari cair ke padat atau sebaliknya adalah
sama, sehingga bisa dikatakan fasa air dan fasa padat. Pada kondisi ini
memiliki potensial kimia yang sama, atau dengan kata lain tingkat energi kedua
fasa adalah sama.
Besarnya potensial
kimia dipengaruhi oleh temperatur, jadi pada suhu tertentu potensial kimia fasa
padat atau fasa cair akan lebih rendah daripada yang lain, fasa yang memiliki
potensial kimia yang lebih rendah secara energi lebih disukai, misalnya
pada suhu 2o C fasa cair memiliki potensial kimi yang lebih rendah
dibanding fasa padat sehingga pada suhu ini maka air cenderung berada pada fasa
cair, sebaliknya pada suhu -1o C fasa padat memiliki potensial kimia
yang lebih rendah sehigga pada suhu ini air cenderung berada pada fasa
padat.Apabila ke dalam air murni kita larutkan garam dan kemudian suhunya kita
turunkan sedikit demi sedikit, maka dengan berjalannya waktu pendinginan maka
perlahan-lahan sebagian larutan akan berubah menjadi fasa padat hingga pada
suhu tertentu akan berubah menjadi fasa padat secara keseluruhan. Pada umumnya
zat terlarut lebih suka berada pada fasa cair dibandingkan dengan fasa padat,
akibatnya pada proses pendinginan berlangsung, larutan akan mempertahankan
fasanya dalam keadaan cair, sebab secara energi larutan lebih suka berada pada
fasa cair dibandingkan dengan fasa padat. Hal ini menyebabkan potensial kimia
pelarut dalam fasa cair akan lebih rendah (turun) sedangkan potensial kimia
pelarut dalam fasa padat tidak terpengaruh. Maka akan lebih banyak energi yang
diperlukan untuk mengubah larutan menjadi fasa padat karena titik bekunya
menjadi lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya. Inilah sebab mengapa
adanya zat terlarut akan menurunkan titik beku larutannya. Rumus untuk mencari
penurunan titik beku larutan adalah sebagai berikut:
∆Tf = Kf
. m . i
Keterangan:
∆Tf = penuruna titik beku
∆ m =
molalilatis larutan
Kf =
tetapan konstanta titik beku larutan
Jangan lupa untuk menambahkan faktor Van
Hoff pada rumus di atas apabila larutan yang ditanyakan adalah larutan
elektrolit.
4. Penerapan Penurunan Titik Beku Larutan
Dalam Pembuatan Es Krim
Adonan es krim ditempatkan
dalan bejana yang terendam es batu dan air yang telah diberi garam dapur sambil
diputar-putar untuk memperoleh suhu yang lebih rendah dari 0o C.
Proses tersebut mengakibatkan adonan es krim membeku dengan titik beku es
beberapa derajat dibawah titik beku air murni. Hal ini terjadi karena proses
perpindahan kalor dari adonan es krim ke dalam campuran es batu, air dan garam
dapur.
Temperatur normal
campuran es dan air adalah 0o C. akan tetapi itu tidak cukup dingin
untuk membekukan es krim. Temperatur yang diperlukan untuk membekukan es krim
adalah -3o C atau lebih rendah. Untuk mencapai suhu tersebut perlu ditambahkan
garam dalam proses pembekuan es krim. Sebenarnya banyak bahan kimia lain
yang dapat digunakan tetapi garam relatif murah. Garam berfungsi menurunkan
titik beku larutan. Ketika es diampur dengan garam, es mencair dan terlarut
membentuk air garam serta menurunkan temperaturnya. Proses ini memerlukan panas
dari luar. Campuran itu mendapatkan panas dari adonan es krim maka hasilnya adalah
es krim padat dan lezat seperti yang diinginkan.
Es krim merupakan
makanan dengan gizi tinggi. Hidangan yang sudah tersaji sejak zaman Romawi atau
400 SM itu ternyata mampu menyembuhkan influenza, serta mengandung zat anti
tumor. Pada tahun 1851 es krim dapar dikatakan sebagai jenis hidangan paling
populer di dunia. Pada tahun 2003, produksi es krim dunia mencapai lebih dari
satu miliar liter dan dikonsumsi oleh miliaran konsumen per tahun. Es krim
adalah anggota kelompok hidangan beku yang memiliki tekstur semi padat. Banyak
fakta menyebutkan bahwa es krim merupakan salah satu makanan bernilai gizi
tinggi. Nilai gizi es krim sangat tergantung pada nilai gizi bahan bakunya.
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan es krim adalah lemak susu, padatan
susu tanpa lemak (skim), gula pasir, bahan penstabil, pengemulsi, dan pencita
rasa. Proses pembuatan es krim terdiri dari pencampuran bahan, tes teurisasi,
homogenasi, aging didalam refrigerator, pembekuan sekaligus pengadukan didalam
votator, dan terakhir adalah pengerasan (hardening) didalam freezer. Dibalik
kelembutan dan rasa manisnya, es krim terbukti memiliki beberapa fakta gizi
yang tak terduga. Keunggulan es krim didukung oleh bahan baku utamanya, yaitu
susu tanpa lemak dan lemak susu. Susu disebut sebagai makanan yang hampir
sempurna karena kandungan zat gizi yang lengkap. Para penelliti menemukan lebih
dari 100.000 jenis molekul yang terkandung di dalam susu, selain air dan
lemak, molekul-molekul tersebut mencakup protein, karbohidrat, mineral, enzim-enzim,
gas serta vitamin A, C dan D. terdapat beberpa peneliti yang menyatakan bahwa
susu termasuk dalam golongan pangan fungsional. Sebagian besar komponen dalam
susu telah diketahui fungsinya secara biologis bagi tubuh. Komponen yang telah
diketahui fungsinya adalah protein terutama bagian whey, termasuk didalamnya alfalaktalbumin,
betakloglobulin, imunoglobulin, laktoferin, dan glikomakropeptida. Alfalaktalbumin
berperan serta dalam metabolisme karbohidrat. Enzim ini memiliki kemampuan
berinteraksi dengan enzim galaktotransferase. Fungsi enzim tersebut
mentransportasikan galaktosa ke pool glukosa. Beberapa penelitian membuktikan alfalaktalbumin
sebagai zat anti tumor.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A. WAKTU DAN TEMPAT PERCOBAAN
-
Waktu : Pukul 12.00- 12.35 WIB
- Tempat
: Kelas XII MIPA 1 SMA NEGERI 3 PANGKALPINANG
B. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN
A. ALAT
Kaleng susu dan plastik sendok dan baskom
B. BAHAN
Es
batu
bubuk es krim
garam
Air putih
C. CARA KERJA
1. Siapkan
es batu secukupnya.
2. Larutkan
bubuk es krim dengan air secukupnya didalam plastik.
3. Kocok
hingga tercampur merata dengan air.
4. Tambahkan
susu kental manis sampai secukupnya.
5. Kocok
lagi hingga susunya tercampur rata.
6. Setelah
itu, ikat plastik yang telah terisi campuran bahan es krim dengan kuat.
7. Masukkan
es batu kedalam kaleng susu sedikit demi sedikit lalu masukkan plastik yang
terisi bahan campuran es krim ke dalam kaleng lalu ditutupi lagi dengan es
batu.
8. Taburi
garam kedalam kaleng es batu secukupnya.
9. Kemudian,
tutup kaleng tersebut dengan rapat.
10. Lalu,
kocok dan goyangkan kaleng tersebut sampai bahan campuran es krim membeku.
11. Jika
sudah membeku, keluarkan es krim tersebut dari dalam kaleng.
12. Setelah
itu, buka plastiknya letakkan dalam gelas dan es krim siap disajikan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada percobaan pembuatan kali ini didasarkan atas teori sifat koligatif
larutan “larutan yang hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarut
bukan dipengaruhi oleh jenis zat terlarut.” Percobaan pembekuan es krim
dengan dengan garam yang dicampur dengan es batu membuktikan bahwa reaksi yang
terjadi antara garam dengan es batu tersebut menyebabkan penurunan titik beku,
es batu yang diberi garam lama kelamaan akan meleleh, lelehan tersebut akan
tercampur dengan partikel garam sehingga terbentuklah larutan garam. Semakin
banyak garam ditambahkan semakin banyak pula lelehan es batu yang tercampur. Dengan demikian reaksi ini termasuk reaksi eksoterm yaitu reaksi pelepasan
panas atau energi. Hal ini terjadi karena titik beku larutan garam lebih rendah
dari titik beku pelarut murni. Penyebabnya, agar larutan garam membeku garam
melepaskan panas yang akhirnya panas itu diterima oleh es batu dan menyebabkan
sebagian es mencair. Sementara itu, airpun mencoba membuang panas yang
diterimanya. Akhirnya karena garam yang banyak tersebar dalam larutan garam
membuat suhu larutan menjadi lebih rendah daripada suhu es murni.
Hubungan massa garam dengan besarnya penurunan titik beku larutan secara
matematis dapat di jelaskan dengan rumus: /\Tf=kf.m dengan /\Tf merupakan penurunan titik beku. Kf merupakan tetapan penurunan titik beku molal. Dan m adalah molalitas larutan. Sementara molalitas=massa zat
terlarut/massa relatif zat x 1000/massa pelarut sehingga besar /\Tf bergantung
pada m zat terlarut. Dengan kata lai, adonan es krim tadi dikelilingi oeh
larutan garam yang suhunya lebih rendah daripada pelarut murni sehingga
menyebabkan adonan es krim membeku. Akan tetapi apabila adonan es krim tadi
dibiarkan saja mendingin, maka hasilnya tidak akan enak karena es krim
berbentuk kristal-kristal es yang kasar. Maka dari itu, pengocokan adalah kunci
membuat es krim yang baik. Hali ini berguna untuk menghasilkan tekstur es krim
yang lebih lembut karena pengocokan ini bertujuan mengecilkan kristal es
sehingga es krim menjadi lembut.
IX.
Pertanyaan
1.
Apa fungsi
garam dalam es batu?
Pencampuran
garam dalam es batu menyebabkan sebagian es batu mencair. Lelehan es batu dan
garam membentuk air garam. Reaksi antara garam dan es batu ini menyebabkan
penurunan suhu.
2. Mengapa
menggunakan garam? Apa hubungannya dengan sifat koligatif larutan?
Gabriel
Daniel Fahrenheit, pencipta skala temperatur fahrenheit, menemukan bahwa garam
yang dicampurkan ke es memungkinkan titik beku lebih rendah daripada ketika es
hanya terdiri atas air. Dengan demikian garam menyebabkan es batu meleleh. Sebenarnya
banyak zat lain yang juga dapat menyebabkan penurunan suhu selain garam, tetapi
dikarenakan garam lebih murah maka lebih banyak digunakan. Garam
berfungsi menjaga suhu es agar tetap rendah dan tidak mudah cair. Sifat molekul
garam yang unik ini dikarenakan unsur Natrium dan klorida pembentuk garam
memiliki sifat berlawanan. Gaya tarik yang salik menolak antar molekul garam
membuat garam berfungsi sebagai bahan penahan.
Hubungannya
dengan sifat koligatif larutan adalah karena reaksi antara garam dan es
batu menyebabkan penurunan titik beku yang merupakan salah satu dari sifat
koligatif larutan. Penurunan titik beku semakin besar ketika jumlah garam
ditambah, sehinga suhu semakin rendah. Sama dengan konsep sifat koligatif
larutan, yang hanya dipengaruhi jumlah partikel zat terlarut bukan jenis
pelarutnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN
SARAN
A. KESIMPULAN
1. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan
yang hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarut didalam larutan, dan
tidak dipengaruhi oleh sifat dari zat terlarut.
2. Perbedaan titik beku akibat adanya
partikel-partikel zar terlarut disebut penurunan titik beku (∆Tf)
. penuruna titik beku larutan sebanding dengan hasil kali molalitas
larutan dengan tetapan penutrunan titik beku pelarut (Kf),
dinyatakan dengan persamaan:
∆Tf = Kf m
atau ∆Tf = Kf (n x 1000/p)
3. Temperatur normal campuran es dan
air adalah 0oC akan tetapi tidak cukup dingin untuk membekukan es
krim. Temperatur yang diperlukan untuk membekuka es krim adalah -3 oC
atau lebih rendah. Untuk mencapai suhu tersebut perlu ditambahkan garam dalam
proses pembuatan es krim. Garam berfungsi menurunkan titik beku larutan. Ketika
es dicampur engan garam, es mencair dan terlarut membentuk air garam serta
menurunkan temperaturnya. Proses ini memerlukan panas dari luar. Campuran itu
mendapatkan panas dari adonan es krim maka hasilnya adalah es krim padat dan
lezat seperti yang diinginkan.
4.
semakin banyak garam yang ditambahkan kedalam
es batu maka proses pembekuan es krim itu pun akan semakin cepat.
5. es krim yang telah kami buat
mengandung nilai jual yang terjangkau karena pembuatannya yang sangat sederhana
dan rasanya pun enak. Jika diberi harga satu buah es yang kami buat kira – kira
dua ribu rupiah per plastik dan lima ribu rupiah per cup.
B.SARAN
1. Dalam
mengikat plastik es krim diharuskan dengan ikatan yang kuat agar es batu yang
tercampur garam tidak masuk kedalam plastik es krim.
2.
Mengocoknya dengan hati- hati agar tidak tumpah.
3.
Menyiapkan es batu yang banyak agar tidak kekurangan saat es batu mencair.
DAFTAR PUSTAKA
Comments
Post a Comment